Indonesia
Gamereactor
review serial
Y: The Last Man

Y: The Last Man - Tiga episode pertama

Serial TV yang diangkat dari komik bertemakan pascabencana yang memberikan sudut pandang baru.

Dalam dunia perfilman dan pertelevisian jaman sekarang, sudah banyak yang mengangkat teman paska bencana. Baik itu The Walking Dead, Snowpiercer, ataupun A Quiet Place, dan kita semua menyukai genre ini. Karena itu, saat diumumkan akan diangkatnya Y: The Last Man menjadi sebuah serial TV, saya sangat tertarik. Serial ini akan mulai tayang minggu depan di Disney Plus untuk UK dan Eropa. Tiga episode pertama telah saya tonton untuk mendapatkan gambaran seperti apa seri ini ke depannya.

HQ

Jika tidak familiar dengan alur cerita dari Y: The Last Man, plot mengisahkan tentang Yorick Brown, satu-satunya manusia yang selamat setelah adanya bencana androsida (musnahnya makhluk hidup dengan kromosom Y). Dalam dunia ini, para wanita bertanggung jawab untuk mencegah kepunahan manusia tanpa adanya pria tersisa untuk melakukan proses reproduksi. Atau setidaknya itu yang dikira...

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, hanya ada satu pria yang selamat, yaitu Yorick (alias Y) dan di dunia ini dia menjadi incaran semua orang, karena dipercaya dia memiliki informasi genetik yang menyebabkan terjadinya bencana dan alasan dia bisa selamat. Yorick tidak sendirian di dunia ini, dengan bantuan dari ibunya yang seorang senator, Jennifer Brown (yang menggantikan presiden Amerika setelah kepunahan), serta beberapa orang lainnya seperti Agent 355, seorang anggota rahasia yang ditugaskan untuk melindungi Yorick.

Meski inti cerita dan alurnya telah terlihat, namun tiga episode pertama lebih berfokus pada pengenalan karakter dan membangun plot. Memberikan alur yang naik turun di mana terkadang cerita akan terasa sangat menegangkan dan kadang terasa sebaliknya. Mungkin beberapa akan berpendapat bahwa alur pelannya berguna untuk membangun cerita yang lebih seru, namun sepertinya acara ini terjebak di lobang yang sama seperti The Walking Dead. Terasa agak kaku, dirasa lebih cocok untuk acara berdurasi 40 menit dibandingkan satu jam.

Ini adalah iklan:
Y: The Last ManY: The Last Man

Namun, acara ini berhasil memperkenalkan karakter beserta motivasi mereka dengan baik. Androsida tidak terjadi hingga akhir episode satu, memperlihatkan kehidupan normal para karakter sebelum semua bencana terjadi. Membangun koneksi dan simpati kita terhadap mereka.

Untuk peran dan penampilan dari para karakter, Ben Schnetzer menjadi pilihan yang tepat sebagai Yorick, serta Diane Lane yang berperan sebagai senator Brown yang berwibawa dan berkuasa, Ashley Romans juga memerankan Agent 355 yang misterius dengan baik. Para pemeran pendukung juga berisikan wanita-wanita bertalenta yang berhasil menyampaikan emosi dan trauma yang dialami para karakter.

Namun meski banyak hal yang mengesankan dari seri ini, saya masih sedikit ragu. Karena banyaknya seri dengan tema sama yang gagal mempertahankan cerita dan potensinya. Walau tetap membuat saya penasaran untuk menontonnya hingga akhir.

Ini adalah iklan:
Y: The Last ManY: The Last Man

Awal dari kisah tragis dan suram ini cukup menjanjikan dan memiliki potensi. Membuat kita penasaran akan perjalanan dari Yorick. Jika kamu seorang penggemar kisah paska bencana, maka seri ini akan menjadi tontonan yang menarik meski dengan tema yang meresahkan dan suram.

07 Gamereactor Indonesia
7 / 10
overall score
ini adalah skor dari jaringan kami. Bagaimana dengan kamu? Skor jaringan adalah rata-rata dari skor setiap negara

Teks terkait



Loading next content