Indonesia
Gamereactor
review
Eldest Souls

Eldest Souls

Eldest Souls adalah calon game Souls ala-ala favorit kami tahun ini.

HQ
HQ

Eldest Souls adalah judul yang sudah pernah kami bahas di sini karena kami sempat mendapatkan pratinjaunya di musim panas sebelum peluncurannya. Game ala Souls ini hadir dari tim kecil berdedikasi yang terdiri atas dua orang, Fallen Flag Studios dan sudah berada dalam masa pengembangan selama empat tahun. Ketika kami pertama kali menapakkan kaki dalam dunianya yang gelap dan mencekam, kami terkagum oleh sistem pertarungan yang fleksibel dan bos yang didesain dengan baik. Sekarang setelah beberapa bulan berlalu, game ini akhirnya hadir di Nintendo Switch, PC, PS4, dan Xbox One. Kami kembali mengunjunginya untuk mengecek apakah pujian kami di awal berhasil dipertahankan sampai akhir.

Aksi dalam Eldest Souls amatlah cepat dan satu-satunya cara bagimu untuk memulihkan HP adalah mendekat dan melakukan charged attack kepada lawan. Sambil melancarkan serangan, parameter Bloodthirst akan naik dan setelah berkilau merah kamu akan mendapatkan HP untuk setiap serangan yang masuk. Mekanik ini membuat setiap pertemuan dengan musuh menjadi seru karena kamu selalu harus mempertaruhkan nyawa dan kematian senantiasa menyongsong. Selain itu, ketika parameter ini penuh, kamu juga bisa menekan tombol A (di Switch) untuk melakukan serangan yang lebih kuat, namun menghabiskan parameter sepenuhnya sehingga kamu tidak bisa lagi menyembuhkan diri.

Faktor utama lain dalam pertarungan adalah kemampuan dash yang bisa digunakan untuk menghindari serangan. Kamu hanya bisa memakainya tiga kali dan ada waktu jeda setiap kali kamu memakainya. Mungkin kamu akan tergoda untuk memakai gerakan ini berkali-kali karena serangan proyektil seringkali diterbangkan ke arahmu, tapi kamu harus menggunakan tiga kesempatan dengan bijak. Beberapa serangan tidak bisa dihindari tanpa gerakan ini dan kalau kamu kehabisan stamina berarti game over.

Ini adalah iklan:

Tidak seperti game Souls ala-ala biasanya, Eldest Souls murni difokuskan pada pertarungan bos dan kamu tidak akan menemukan kroco berseliweran di dunianya. Desain setiap lawan tangguh ini luar biasa dan tiap bos yang kamu temui dilengkapi mekanik sendiri untuk dikuasai. EOS, God of Unite misalnya, memaksa saya untuk membagi fokus dan melawan dua target di waktu yang sama. Hyem of the frigid membuat saya sadar penempatan karakter karena AoE-nya bisa menonaktifkan dash. Sebagian besar bos punya fase kedua yang lebih kuat sehingga saya butuh belasan percobaan sampai berhasil, tapi saya selalu terdorong untuk terus mencoba karena pertarungan terasa adil dan kegagalan biasanya dikarenakan saya yang terlalu memaksa.

Meski kamu bisa saja bergerak dari satu bos ke bos lainnya, ada sejumlah quest yang bisa diselesaikan dan pernak-pernik untuk dikumpulkan sambil mencicipi cerita latar game. Selagi menjelajah dunia Eldest Souls yang suram, kamu dapat menemukan NPC yang bisa kamu bantu dengan hadiah barang-barang yang berguna untuk petualanganmu. Satu benda yang saya dapatkan dari menyelesaikan quest misalnya, Feather of the Dawn, meningkatkan kecepatanmu meninggalkan area pertarungan sebanyak 20%. Saya juga senang moda jalan pintas tersedia kalau kamu sudah pernah mengunjungi suatu tempat, jadi kamu selalu bisa kembali untuk mengambil barang-barang yang terlewat.

Yang perlu saya katakan adalah game ini menaikkan tingkat kesulitan secara signifikan di awal. Hal ini sempat mengejutkan saya dan mungkin menghalangi pemain yang kurang sabar. Saya bisa melewati dua bos pertama dengan cukup mudah, tetapi setelahnya gamenya 'baru dimulai' dan setiap pertarungan jadi jauh lebih sulit. Saya juga tidak suka game ini tidak membolehkan saya melakukan 'pause' sama sekali padahal game ini sepenuhnya offline. Saya mengerti bahwa ini maksudnya untuk memaksa pemain mengalahkan bos dalam sekali jalan, tapi agak menyebalkan harus mengorbankan progres kalau misalnya ada telepon masuk.

Kembali ke sisi positifnya, ada tiga skill tree bercabang di sini (Counter, Windslide, Berserk Slash) dan masing-masing memiliki hingga 25 skill berbeda. Counter menghadiahi mereka yang piawai menggunakan kesempatan, Windslide bagi mereka yang suka serangan jarak jauh, dan Berserk Slash untuk pemain agresif yang tidak takut mendekati lawan. Yang menarik adalah kamu bisa membongkar dan mengutak-atik semuanya dengan bebas sehingga ada ruang untuk mencoba-coba dan mengubah strategi kalau kamu kesulitan melawan bos tertentu.

Ini adalah iklan:

Kamu juga akan mendapatkan hadiah shard setiap kali mengalahkan bos dan hadiah-hadiah ini akan memberimu efek spesial kalau digunakan. Salah satunya menaikkan kecepatanmu sebesar 40% ketika melakukan charge attack,bloodburst, atau dash. Ada banyak hal yang bisa dicoba dengan kombinasi skill tree dan shard dan menyenangkan ketika kamu berhasil menemukan paduan yang pas.

Game debut Fallen Flag Studios ini jelas bukan untuk pemain santai. Dunia piksel ala Souls ini berfokus sepenuhnya kepada pertarungan bos berat dan intens, dan kadang malah terasa seperti bullet hell shooter saking banyaknya yang harus diperhatikan. Aksi pertarungan di sini terasa mematikan namun juga adil, dan saya selalu terdorong mengulang lagi setiap dibantai. Kalau kamu gampang merasa frustasi ketika bermain, saya rasa Eldest Souls tidak cocok untuk kamu, tapi kalau kamu mencari sesuatu yang menyenangkan dan membawa suasana segar dalam formula ala Souls, tunggu apa lagi.

Eldest Souls
Eldest SoulsEldest Souls
08 Gamereactor Indonesia
8 / 10
+
Bos didesain dengan baik, sistem pertarungan dalam dan fleksibel, grafik piksel indah
-
Tidak bisa pause, ada peningkatan tingkat kesulitan signifikan di awal
overall score
ini adalah skor dari jaringan kami. Bagaimana dengan kamu? Skor jaringan adalah rata-rata dari skor setiap negara

Teks terkait

0
Eldest SoulsScore

Eldest Souls

REVIEW. Ditulis oleh Kieran Harris

Eldest Souls adalah calon game Souls ala-ala favorit kami tahun ini.



Loading next content