Indonesia
Gamereactor
review
Bloodstained: Ritual of the Night

Bloodstained: Ritual of the Night

Setelah sebuah penantian yang panjang, Koji Igarashi kembali lagi dengan sebuah Igavania.

HQ
HQ

Keiji Inafune, Yu Suzuki, Koji Igarashi... adalah beberapa kreator Jepang yang tidak hanya telah mendapatkan kepercayaan dari Kickstarter, tetapi juga -yang paling penting- uang yang perusahaan mereka sebelumnya tidak berikan kepada mereka untuk melakukan apa yang mereka ingin lakukan. Sudah jelas bahwa kami di sini untuk berbicara mengenai Koji Igarashi, yang telah mengabadikan namanya dalam serial Castlevania; sebuah koleksi platformer action 2D bertempat di sebuah map penuh twist yang mengikuti cerita dari keluarga Belmont. Akan tetapi sejak dia meninggalkan Konami, dia tidak diizinkan untuk menggunakan lisensi itu lagi, jadi dia mencoba untuk membangun sesuatu yang baru, sesuatu yang mengambil bagian terbaik dari formula yang populer itu, tetapi mengemasnya dengan sebuah nama baru, cerita yang segar, dan lebih banyak lagi. Tentu saja, kami sedang membicarakan tentang Bloodstained: Ritual of the Night.

Lebih dari $6 juta (sekitar Rp84,8 miliar) sebagai sebuah modal awal adalah sebuah awal yang baik untuk sebuah game baru, tetapi apakah cukup untuk menciptakan sebuah game modern dengan grafis 3D penuh? Ada cukup banyak masa pasang dan surut dalam siklus pengembangan game ini, dan penambahan 505 Games sebagai publisher serta gejolak yang mereka alami dalam pengembangan proyek ini membuat Inti Creates dikeluarkan dan WayForward masuk. Untungnya, setelah proses pengembangan yang menegangkan, sekarang kami bisa mengatakan bahwa game ini telah keluar dalam keadaan baik, tetapi bekas yang ditinggalkan masa-masa itu terlihat jelas. Izinkan kami untuk menjelaskan.

Game Bloodstained yang utama (ada juga sebuah prekuel 8-bit yang cukup bagus yang berjudul Bloodstained: Cursed of the Moon) adalah sebuah contoh dari seperti apa Castlevania yang seharusnya ada di dunia modern. Game ini membawa kembali formula lama tetapi dengan grafis lebih baik, suara lebih baik, dan sistem pertempuran yang telah berevolusi, dengan jauh lebih banyak konten dan opsi. Kami tidak bisa mengeluh mengenai ambisi dan cakupan dari proyek ini. Semuanya sangat mirip dengan Castlevania, dan itu benar, tetapi kemudian Igarashi pasti merasa bahwa dia memiliki konsep dasarnya dan tahu pasti bahwa itulah yang diinginkan oleh fans, semacam sebuah pengemasan ulang untuk menghindari permasalahan legal dengan Konami, tetapi bukan sesuatu yang jauh berbeda.

Ini adalah iklan:

Sebuah game Igavania memerlukan sebuah kastel, vampire, dan monster lain sejenisnya, serta seorang hero yang mempelajari kemampuan baru dalam perjalanan menuju ke pertempuran utama, membuka beberapa area dalam perjalanannya. Dan tentu saja, di sana juga ada cambuk. Game ini berlatar di sebuah abad pertengahan di mana para iblis telah menemukan jalan ke dunia manusia berkat beberapa percobaan dengan alchemy. Narasinya tidak begitu kuat dan mengandalkan beberapa karakter yang melakukan percakapan dalam beberapa pertarungan yang sulit dipercaya. Walaupun akting suaranya tidak terlalu jelek, ceritanya tidak begitu menghibur dan juga tidak ditempatkan dengan begitu baik. Beberapa game Castlevania lama cukup baik dalam bagian ceritanya, tetapi itu tidak pernah menjadi kekuatan utama dari serial itu dan di sini juga jelas sama.

Bloodstained: Ritual of the Night

Akan tetapi, Artplay jelas menghabiskan banyak waktu dalam level-level, pertempuran dan desain persenjataan. Jalan cerita Myriam bermula di sebuah Galeon, yang berfungsi sebagai sebuah tutorial bagi pendatang baru supaya bisa mempelajari bagaimana genre ini berjalan. Area kecil ini memiliki jalur-jalur tersembunyi dan terkunci, beberapa senjata, sebuah boss battle melawan sebuah monster besar, dan sebuah shard berwarna yang pertama (bahkan area ini pun terbuka di waktu kemudian jika kamu ingin kembali dan berkunjung untuk mendapatkan beberapa senjata dan booster yang cukup bagus, tetapi hanya jika Myriam mendapatkan gerakan yang membuatnya bisa mengakses itu). Kemudian kita ke sebuah desa yang berfungsi sebagai sebuah hub, tetapi desa itu kekurangan NPC dan misi sampingan yang menarik, walaupun kamu akan sering kembali untuk membeli, menjual, memasak, merakit, membongkar, dan mengupgrade kemampuan. Setelah itu hadirlah sebuah kastel.

Skenario utamanya sangat besar, mungkin dua kali lipat dari apa yang biasa kami lihat dalam game-game Igavania. Penuh dengan ruangan—ruangan dengan ukuran kecil dan menengah yang dibagi ke dalam zona-zona, seperti perpustakaan, menara, atau gorong-gorong. Masing-masing bukan hanya berbeda dalam hal gaya, tetapi mereka juga berbeda dalam strukturnya; yang satu adalah untuk platforming di antara lilin-lilin, dan yang lainnya murni untuk pertarungan, ada juga zona-zona berair yang membuatmu harus berenang. Kadang-kadang itu terlihat seperti sebuah labirin, tetapi kami tidak pernah merasa tersesat (ada sebuah jalur yang jelas walaupun kadang-kadang tidak diperlihatkan secara terang-terangan). Satu-satunya permasalahan yang kami temukan adalah mungkin itu terlalu besar. Bukan karena menjelajahinya terasa membosankan, tetapi karena itu sedikit merusak keterhubungan antara area-areanya dan memaksa kami untuk lebih banyak melakukan teleport daripada apa yang kami inginkan.

Ini adalah iklan:

Menjelajahi dunianya tidak pernah terasa membosankan berkat sistem pertempuran yang selalu berevolusi dan rangkaian opsi kustomisasi yang luas. Ada lusinan senjata yang bisa ditemukan dan level up, dan beberapa serangan spesial yang diaktifkan dengan kombinasi stik dan tombol yang biasa kamu lihat dalam sebuah game fighting. Belati dan pedang bergerak dengan cepat, cambuk menawarkan jangkauan yang jauh, dan bahkan ada juga pistol yang memerlukan amunisi rakitan. Kamu harus memilih gaya yang paling cocok untukmu, dalam senjata, pakaian dan cincin, dan juga dalam kemampuanmu. Serangan magis didapatkan dengan mengumpulkan serpihan-serpihan kristal dari musuh, dan bahkan yang paling kecil pun memiliki khasiat tersendiri. Beberapa cukup berguna, walaupun yang lainnya bisa dilupakan, jadi jual saja. Kami sangat menghargai usaha besar yang telah dilakukan developer ke dalam sistemnya dan bagaimana tampilannya telah meningkat jika dibandingkan dengan game Castlevania sebelumnya.

Bloodstained: Ritual of the NightBloodstained: Ritual of the Night

Kami telah mencatat bahwa pergerakan karakter-karakternya terlihat kaku dan seperti robot, tetapi berjalan dengan baik dalam sistem pertempurannya. Ini mungkin merupakan bagian yang paling jelek dari game yang seharusnya bisa lebih indah. Igarashi tahu bagaimana menyuguhkan sebuah atmosfer gothic yang gelap dan kali ini mereka sangat berhasil. Setiap tahap dari bagiannya terlihat hidup, walaupun background masih bisa lebih baik lagi. Atmosfernya juga diperkuat oleh soundtrack yang cukup bagus yang bisa menangkap intisari dari serial tersebut.

Permasalahan besar lainnya dalam Bloodstained: Ritual of the Night adalah permasalahan teknis. Menurut kami bermain dalam PS4 tidak seburuk apa yang dikatakan orang, di mana kami hanya mengalami satu kali crash ketika bermain selama 15 jam. Kami memang kami menemukan beberapa bug, tetapi tidak ada satupun yang menjadi sebuah masalah besar. Beberapa area belum dioptimalkan dengan baik, dan penurunan frame-rate cukup terlihat. Versi Switch, yang mana belum kami mainkan memiliki kondisi yang lebih buruk, dan penerbit telah berjanji untuk memperbaiki semuanya. Sepertinya versi terbaik dari Bloodstained masih belum hadir, dan Artplay sedang bekerja untuk memperbaiki beberapa permasalahan, ditambah akan ada 13 DLC gratis yang direncanakan, yang isinya tidak hanya beberapa senjata atau skin saja. Mode multiplayer, grafis 8-bit, online co-op, dan lebih banyak lagi juga akan hadir.

Setelah bertahun-tahun menantikan sebuah game Castlevania, kami bisa mengatakan bahwa Koji Igarashi telah memberikan satu yang sangat baik, walaupun memang dengan judul yang berbeda. Bloodstained sangat menyenangkan untuk dimainkan, mudah untuk hanyut di dalamnya, dan sarat akan konten. Beberapa bagian yang belum halus dan cerita yang konyol memaksa kami fokus pada gameplay, tetapi itu tidak jadi masalah buat kami.

HQ
08 Gamereactor Indonesia
8 / 10
+
Banyak senjata dan kemampuan, crystal shard, map yang sangat besar dengan area-area yang berbeda.
-
Kurang polesan, cerita yang konyol.
overall score
ini adalah skor dari jaringan kami. Bagaimana dengan kamu? Skor jaringan adalah rata-rata dari skor setiap negara

Teks terkait



Loading next content