Indonesia
Gamereactor
review
Knights and Bikes

Knights and Bikes

Kami telah menjalani sebuah petualangan penuh nostalgia dalam sebuah petualangan baru dari Foam Sword Games.

HQ
HQ

Kisah di Knights and Bikes dimulai pada akhir tahun 1980-an di dunia fiksi Penfurzy Island. Di sini kita mengikuti petualangan dari dua gadis muda, Nessa dan Demelza, yang disatukan oleh sebuah kebetulan. Pertemanan baru itu menghasilkan sebuah ikatan yang tak terpisahkan dan mereka disatukan oleh perjuangan mereka masing-masing (Demelza telah kehilangan ibunya dan ayahnya terjerat hutang, sementara Nessa tampaknya tuna wisma). Untuk saling membantu, mereka bertualang untuk mencari harta karun di sepanjang pulau. Namun, dalam perjalanannya, mereka bertemu dengan sebuah arwah kuno yang dikutuk, yang tak sengaja mereka lepaskan ke pulau itu.

Knights and Bikes berhasil menangkap keseruan dan keajaiban menjadi seorang anak-anak. Sama seperti di Night in the Wood, ia mampu meleburkan momen-momen lembutnya dengan tema kenaifan dan keingintahuan anak-anak. Pertarungannya, secara khusus, membawa kami kembali ketika menjadi seorang anak kecil, dengan sedot WC sebagai sebuah pedang, menggunakan plester sebagai sebuah metode penyembuhan, dan bom air dan frisbee sebagai senjata proyektil. Nostalgia 80-an sangat terasa di sini, mulai dari konsol mirip NES di kamar hingga mainan puzzle yang jelas terinspirasi oleh Power Glove dari Nintendo yang malang.

Knights and Bikes dibuat untuk dimainkan secara kooperatif dan kamu bisa bekerja sama dengan seorang teman, baik secara lokal atau online. Namun, terdapat juga pilihan untuk bermain solo dan inilah cara kami bermain sebagian besarnya. Kamu bisa menekan R1 (di PS4) di mode single player untuk bertukar kontrol antarkarakter dan siapapun yang tidak kamu pilih akan digerakkan oleh komputer. Banyak puzzle yang mengandalkan koop; di mana setiap pemain memiliki peralatan sendiri untuk memecahkan puzzle. Kamu harus bekerja sama untuk bisa melaju. Di sebuah puzzle, misalnya, kami harus mengembalikan tenaga ke sebuah generator dan satu pemain harus melemparkan bom air ke kabelnya yang putus sementara satu lagi harus menyetrumnya dengan Power Glove.

Ini adalah iklan:
Knights and Bikes

Koop jelas menjadi bagian yang paling bersinar karena terdapat beberapa aspek yang tidak terlalu menarik ketika dimainkan sendiri. Terdapat beberapa mini-game kompetitif di mana kamu harus bersaing dengan temanmu untuk menyelesaikan tugas seperti menghancurkan target paling banyak atau memenangkan balapan dengan sepedamu. Ketika bermain solo, hasil dari kontes ini tidak berpengaruh sama sekali karena kamu bisa bergonta-ganti karakter sesuka hati dan biasanya, sang AI tak terlalu cemerlang di bagian ini. Kami juga menemukan bahwa AI dapat terjebak di lingkungan dan seringkali menyelesaikan puzzle sendiri, mencuri kesempatan atas kepuasan pribadi.

Dengan kutukan menyapu pula, kami harus bertarung melawan objek-objek sehari-hari yang telah terasuki dan haus darah. Bola golf hidup memamerkan taringnya kepada kami, pedang busa berapi meninggalkan jejak api di medan perang, dan magnet kulkas terbang melayang ke arah kami. Desain musuh di sini kocak dan menyenangkan. Kami menyukai cara bagaimana peralatan yang kami gunakan untuk memecahkan puzzle juga bisa digunakan dalam pertarungan, tetapi kami merasa pertarungannya terlalu sederhana. Dalam pertarungan, kami seringkali hanya menekan-nekan tombol serangan dalam jangkauan seorang musuh dan menghindari serangan yang datang, meski kami memiliki beberapa peralatan untuk memberikan variasi.

Layaknya zaman itu, sepeda adalah cara utama dalam menjelajah di sini. Hal yang menyenangkan adalah mereka bisa dikostumisasi, mulai dari gagang, ban, dan bahkan bunyi bel. Bahkan terdapat upgrade yang bisa dibuka untuk membantumu membuka area baru di dunianya (layaknya sebuah Metroidvania). Upgrade ini termasuk ban yang bisa melewati lumpur atau sebuah boombox tempel yang dapat menghancurkan penghalang jalan. Kami sendiri merasa kontrol sepedanya agak licin. Ketika kami mendorong stik analog, kami seringkali berputar-putar layaknya berada di atas es. Hal ini mengecewakan karena sepeda sangat sering digunakan.

Ini adalah iklan:
Knights and BikesKnights and Bikes

Dibungkus dalam kilauan emas musim gugur, presentasi lukisan tangan di sini terlihat indah dan mengingatkan kami atas buku-buku cerita anak. Mungkin sebagai usaha untuk mengikuti estetika buku cerita ini, tidak terdapat pengisian suara di sini. Hanya terdapat tulisan yang bisa kamu ungkap dengan menekan tombol X. Kami tak keberatan membaca, jadi bukan masalah bagi kami di sini. Akan tetapi, beberapa orang mungkin akan merasa bosan karena dialog adalah salah satu fokus utama di sini.

Kaya akan nostalgia 80-an, Knights and Bikes adalah sebuah kisah yang menarik dari sebuah pertemanan unik dan kejadian supernatural, yang cocok dimainkan secara koop. Narasinya menangkap keajaiban dan keingintahuan dari seorang anak sembari hampir menyelami subjek sensitif. Kami menikmati akan penekanan pada kerja sama melalui pemecahan puzzle dan pertarungan. Meski begitu, kami merasa bahwa beberapa elemen tidak diterjemahkan dengan begitu baik dalam permainan solo dan pertarungannya terasa kurang dikembangkan. Tapi pada akhirnya, kami akan merekomendasikan Knights and Bikes bagi kamu yang mencari petualangan indie yang menghangatkan hati.

HQ
Knights and BikesKnights and BikesKnights and Bikes
08 Gamereactor Indonesia
8 / 10
+
Narasinya menyentuh, riang, dan menyenangkan; gameplay cocok untuk permainan kooperatif; gaya visual lukis tangan yang indah.
-
Pertarungannya dangkal; tak begitu menarik dalam mode single player; kontrol sepeda terasa licin.
overall score
ini adalah skor dari jaringan kami. Bagaimana dengan kamu? Skor jaringan adalah rata-rata dari skor setiap negara

Teks terkait

0
Knights and BikesScore

Knights and Bikes

REVIEW. Ditulis oleh Kieran Harris

Kami telah menjalani sebuah petualangan penuh nostalgia dalam sebuah petualangan baru dari Foam Sword Games.



Loading next content