Memegang medali perunggu adalah Psychonauts 2, sebuah sekuel yang sudah dinanti-nanti selama 16 tahun lamanya. Setelah menyaksikan kembalinya serial Shenmue dan kesulitannya mengangkat kembali keajaiban dari pendahulunya, kami memiliki keraguan akan Psychonauts 2. Ketakutan ini bertambah dengam fakta bahwa game diundur beberapa kali. Untungnya Tim Schafer dan tim berhasil menghadirkan sebuah kelanjutan yang jauh lebih superior dari original kultus klasik ini.
Berlaku sebagai kelanjutan dari spin-off Rhombus of Ruin, sekuel ini menceritakan hari pertama Raz sebagai rekrutan Psychonauts baru. Kami begitu bahagia begitu mengetahui bahwa para pengisi suara original akan kembali memerankan karakter mereka beserta beberapa pemeran baru yang tidak kalah bagusnya. Tentunya yang paling berkesan adalah Jack Black yang memerankan sang penyanyi dalam band rock psikadelik. Black mencuri perhatian saat menampilkan vokal yang luar biasa hingga masih teringat sampai sekarang. Ia bukanlah satu-satunya pemeran kelas atas yang hadir, ada pula Elijah Wood serta James dan Elyse Willems turut serta.
Sistem pertarungan merupakan salah satu area yang paling ditingkatkan di Psychonauts 2, di mana kini kekuatan PSI dari Raz semakin memegang peranan penting. Melainkan melepaskan serangan yang sama, pemain dapat memperlambat musuh, membakar, dan menarget mereka dari kejauhan menggunakan proyektil. Tiap musuh memiliki kelemahan masing-masing, mendorongmu untuk menggabungkan serangan untuk memaksimalkan damage. Seperti RPG biasanya, kemampuan ini dapat ditingkatkan dengan sistem skill tree baru yang memberikan efek ampuh.
Terdapat pula barisan musuh yang lebih beragam untukmu melepaskan kekuatan baru, dan mereka terinspirasi secara kreatif dari berbagai kondisi kesehatan mental. Bersama dengan sensor yang biasa, kamu juga akan berurusan dengan Panic Attacks yang bergerak dalam pola yang tidak terduga serta Bad Ideas yang melemparkan bohlam meledak ke arahmu. Ada juga musuh yang dikenal sebagai Enablers, menyerupai cheerleader dan menghalangi musuh dari terkena damage. Pertarungan terasa begitu kreatif seakan-akan membawa permasalahan pribadi sang karakter dibandingkan melawan musuh tak bermuka.