Days Gone - Impresi Hands-On

Baru- baru ini kami sempat memainkan dua demo yang berbeda untuk game eksklusif PS4, Days Gone, yang masing-masing menyajikan skenario berbeda yang diambil dari game ini. Bend Studio yang dimiliki oleh Sony ini dinamai dari nama kota di Oregon, dan tepat di sinilah lokasi Days Gone berada, yang tentu saja menambah rasa autentik dari alam yang mengesankan yang telah diciptakan oleh studio ini.

Sang protagonis dan seorang mantan biker, Deacon St. John mengendarai sepeda motor besarnya melalui hutan dan pemukiman di dunia pasca apokalips. Apa yang sebenarnya terjadi di tempat ini akan dijelaskan pada alur cerita lebih lanjut, yang disusun sebagai sebuah petualangan sepanjang 30 jam. Hal yang sudah kami ketahui dari foto gameplay yang sudah beredar sejak game ini diumumkan dua tahun yang lalu hanyalah sebagian besar populasi manusia telah berubah menjadi 'freakers' yang haus darah, sejenis zombie yang memburu manusia dengan tanpa ampun yang juga suka menghancurkan satu sama lain.

Di awal misi pertama kami, sebuah adegan sinematik CGI yang mengingatkan kami akan The Walking Dead menjelaskan situasinya. Deacon memerlukan bahan bakar untuk tunggangannya, tetapi bengkel tempat dia bisa mendapatkan suku cadang yang berharga sedang dikepung oleh freakers. Temannya pun bersedia menjadi umpan dan memancing mereka menjauh dari tempat tersebut dengan sebuah pengalihan yang berisik. Menggunakan kombinasi stealth dan merakit perlengkapan, Deacon bergerak menuju surga bahan bakar tersebut.

Berpapasan dengan makhluk yang disebut newts benar-benar merepotkan, karena walaupun mereka terlihat seperti tak berbahaya, mereka menggunakan gerakan secepat kilat untuk melompat ke arah Deacon dan melukainya dengan kuku jarinya yang sangat tajam. Walaupun dengan kemampuan seperti itu, mereka tampak hampir seperti anak-anak manusia, tetapi tentu saja Deacon menghabisi mereka tanpa berkedip... sering kali ditemani dengan raut wajah yang sinis. Perjumpaan ini memberikan kami pandangan pertama terhadap dunia tanpa ampun dari Days Gone, di mana kami mendapatkan mood yang mengingatkan kami akan film-film zombie yang lebih serius, atau dengan game zombie yang lain, The Last of Us.

Akan tetapi, perbandingan dengan The Last of Us tidak lagi terdengar mengingat game ini sering dibandingkan dengan game klasik Naughty Dog tersebut sejak penampilan pertamanya di E3. Persamaannya hanya ada dalam dunia pasca apokalips dan perspektif orang ketiga saja; jika kamu melihat lebih teliti, kedua game ini sama sekali berbeda.

Days Gone telah dirancang di sekitar aspek dunia terbuka, dan bukan untuk eksplorasi linier. Dalam petualangan dari Bend Studio ini, faksi manusia memainkan peranan yang besar, dan hal itu terlihat dengan jelas pada akhir misi kami, the freakers mungkin bukanlah musuh yang paling kejam yang akan kamu hadapi. Betul sekali, manusia adalah monster yang sesungguhnya.

Ketika menjelajahi dunia terbuka yang ada, tentu saja ada banyak hal yang harus dilakukan dan ditemukan. Dalam demo yang kedua, kami menuntaskan tugas rutin yang telah menjadi ciri khas game ini; memusnahkan sekelompok besar freakers. Pertama-tama, Deacon berdiri di samping motornya di atas bukit dan melihat ke bawah, melihat freaker di lubang dan kanal yang dulunya adalah sebuah konstruksi bangunan. Mereka ada ratusan, dan walaupun dari kejauhan, ini adalah sebuah pemandangan yang menakjubkan dan mengancam. Sebuah bar memberi kami informasi tentang besarnya kelompok mereka, dan kami tahu bahwa kami harus memperhitungkannya jika ingin berhasil.

Percobaan pertama kami, kali ini dengan mengendarai motor ke arah kelompok tersebut, langsung berantakan dalam waktu yang singkat. Mesin berat ini - yang pada game utuhnya bisa diupgrade dan dicat - hancur dalam gelombang serangan mereka, dan walaupun beberapa freakers pertama tumbang dan mati dalam tabrakan tersebut, terjangan dari makhluk-makhluk undead tersebut membuat kendaraan itu terjatuh dengan segera dan Deacon benar-benar kewalahan.

Percobaan kami yang berikutnya adalah dengan memperhatikan lebih dekat senjata-senjata yang tersembunyi di dalam sebuah peti. Tentu saja Deacon bisa membawa beberapa barang sekaligus, dan kami menggunakan sebuah tongkat besi untuk memukul musuh yang dekat, sebelum akhirnya memuntahkan peluru dari pistol, senapan serbu, dan kemudian sebuah senapan mesin. Senapan mesin dengan 300 butir peluru yang memiliki kekuatan yang luar biasa untuk menghantam musuh, hampir membuat kami merasa mengendalikan keadaan, membangkitkan perasaan superioritas - tapi ternyata kenyataannya tidak demikian.

Karena ukuran gerombolannya yang sangat besar, freaker tersebut dengan cepat terus mendekat, meski telah banyak dari mereka yang dibasmi. Tidak membutuhkan waktu lama sebelum mereka mendekati Deacon lagi. Dia hanya bisa membalikkan keadaan dengan menggunakan faktor lingkungan dengan cerdik, yang dalam hal ini konstruksi bangunan adalah tempat yang ideal untuk menempatkan tong-tong peledak, truk lapis baja, dan tumpukan batang pohon yang bisa digelindingkan ke arah kerumunan freakers.

Selama gelombang serangan itu, PlayStation 4 Pro yang kami mainkan tetap dingin dan tidak terlihat tersendat. Hal ini sangat mengesankan mengingat jumlah animasi yang ditampilkan di layar, dan itu belum termasuk ledakan dan aksi lainnya yang ada. Tentu saja, tampilan yang mengesankan dan simulasi yang mulus tidak akan banyak berarti jika gamenya itu sendiri tidak bisa mengimbangi, tetapi perasaan puas setelah beberapa kali melakukan percobaan yang gagal - ketika kami benar-benar berhasil menghabisi freaker terakhir - cukup menyenangkan. Kami ingin mengetahui lebih banyak tentang Deacon St. John dan merasakan lebih banyak petualangan di dunia ini, tetapi kami harus menunggu sampai 22 Februari tahun depan, ketika Days Gone mendarat di PS4.