Indonesia
Gamereactor
preview
Bravely Default II

Bravely Default II - Preview Terakhir

Tim di balik Bravely Default dan Octopath Traveler ini telah kembali dengan sebuah JRPG baru.

HQ
HQ

Bravely Default adalah salah satu JRPG terbaik yang dirilis selama satu dekade terakhir - ya, sebagus itu. Kapanpun kami mendiskusikan judul terbaik di genre ini selama beberapa tahun terakhir, Bravely Default selalu disebutkan, bersama dengan game penggebrak seperti Ni no Kuni: Wrath of the White Witch, Persona 5 Royal, Nier: Automata, dan Xenoblade Chronicles. Setelah tim pengembanganya berisitrahat dari seri Bravely untuk membuat Octopath Traveler, kini mereka siap untuk melanjutkannya, kali ini untuk Switch.

Untuk semua aspeknya yang brilian, Bravely Default memiliki dua masalah utama. Yang pertama adalah elemen ala Groundhog Day yang diperkenalkan di pertengahan jalan ceritanya, yang menimbulkan banyak repetisi yang tidak disukai banyak pemain. Yang kedua adalah fakta bahwa ia hanya ada di 3DS, sebuah konsol handheld yang dengan segala kelebihannya, bukanlah platform yang disukai untuk memainkan suatu game yang bisa berjalan hingga puluhan atau bahkan seratusan jam. Lalu kekuatan perangkatnya yang terbatas tidak dapat mendongkrak gaya visualnya yang cantik.

"Sebentar dulu," mungkin begitu katamu. "Bukankah mereka sudah membuat sebuah sekuel dari Bravely Default?" Ya, memang benar. Tetapi jika Bravely Second: End Layer adalah sebuah sekuel langsung dari Bravely Default yang berada di dunia dan dibintangi oleh beberapa karakter yang sama, Bravely Default II memulai dari awal dengan dunia, cerita, dan karakter-karakter baru, dengan mekanika gameplay yang sama. Katakanlah seperti seri Final Fantasy, meskipun beberapa elemen muncul kembali di semua entri (misalnya Moogles, Chocobo, dan seorang karakter bernama Cid), setiap game utamanya terpisah satu sama lain dan dapat dinikmati sendiri-sendiri.

Ini adalah iklan:

Untuk menjelaskan apa itu seri game Bravely, kami akan kembali menggunakan Final Fantasy sebagai contoh, karena game ini banyak mengambil inspirasi dari era keemasan seri ini (meski definisinya bisa diperdebatkan, saya rasa ini termasuk Final Fantasy IV s.d. X, dengan VI-IX sebagai inti yang tidak terbantahkan). Untuk membuat inspirasi dari game klasik Final Fantasy itu semakin jelas, kita cukup melihat Final Fantasy: The 4 Heroes of Light. Ambil pertarungan berbasis giliran dari Final Fantasy III dan X, sistem job dari Final Fantasy III dan V, model karakter dari Final Fantasy IX, dan sebuah cerita tentang empat kristal elemental yang bisa diambil dari game Final Fantasy lama manapun, dan jadilah game Bravely. Apakah kamu harus mengenal game-game lama ini untuk menikmati Bravely Default II? Tidak sama sekali. Bravely Default II adalah tempat yang sempurna untuk memulai, tetapi akarnya di JRPG klasik merupakan daya tarik tersendiri bagi mereka yang merindukannya.

Cerita kita dimulai dengan sebuah badai yang menyapu karakter utama kita, Seth, ke sebuah pantai di daratan Halcyonia. Di sana ia bertemu dengan Gloria, putri dari kerajaan Musa yang hilang dan penjaga dari empat kristal elemental. Tiga dari kristal ini telah hilang ketika kejatuhan Musa tiga tahun sebelumnya, dan kini keseimbangan alam mulai rapuh akibat keanehan-keanehan yang terjadi. Ditemani oleh ilmuwan Elvis dan pendamping bayarannya Adelle, keempatnya memulai petualangan untuk mencari keempat kristal dan mengembalikan keseimbangan sebelum sebuah bencana besar menghancurkan semuanya.

Bravely Default II

Inti dari setiap JRPG berasal dari pemeran-pemerannya, dan Bravely Default II tampaknya mengikuti hal ini dengan dekat, memberikan dua karakter hebat dan dua lagi yang "baik-baik saja". Seth adalah seorang karakter utama yang agak hambar, dan Gloria adalah seorang putri dengan kompleks pahlawan yang membuatnya kurang berkesan di awal. Namun, selama permainan ini, keempat karakter tersebut mulai tumbuh berkat percakapan kelompok, yang merupakan percakapan-percakapan kecil antara keempat karakter yang muncul sesekali. Sama seperti di game Tales, percakapan kelompok ini ditulis dengan baik dan dengan mudah bisa membuatmu tersenyum dan terkekeh dari keunikan dan keanehan para karakternya. Lebih pentingnya lagi, percakapan-percakapan ini dapat memperkuat hubungan antarkarakter dan membuatmu terikat dengan mereka semakin lama kamu bermain. Akting suaranya juga membantumu terikat dengan para karakter, meskipun sulih suara bahasa Inggris tidak setajam dan selucu versi aslinya dalam bahasa Jepang.

Ini adalah iklan:

Di sisi lain, kecacatan karakter yang ada langsung terlupakan ketika kamu mulai memainkan gamenya, berkat gaya visual dan musik yang luar biasa. Sekali lagi, tim ini berhasil menyajikan gaya visual mereka menjadi hidup secara digital, membawakanmu kota-kota yang indah dan eksotis. Karakter kecil alias "chibi" dan pakaian mereka yang penuh warna disajikan dengan indah, dan hanya sekadar melihat screenshot dari game ini tidaklah mewakili keindahan itu. Dungeon-nya sedikit hambar di dua chapter pertama dari game, tetapi mereka tetap menyenangkan untuk dijelajahi lebih dalam untuk kamu menguji jurus baru dan mencari petunjuk-petunjuk baru untuk misteri dari cerita utamanya. Suasana ini didukung oleh karya musik dari Revo, artis yang terkenal atas karyanya di Attack on Titan, yang juga mengomposisi soundtrack Bravely Default yang megah dan tidak terlupakan. Beberapa tema musikal dari game pertama juga kembali dengan aransemen yang berbeda. Sejauh ini, soundtrack-nya terdengar menjanjikan.

Meskipun Switch memiliki kekuatan perangkat keras lebih, terdapat beberapa masalah teknis yang ditemukan. Terdapat beberapa kasus keterlambatan input, begitu juga penurunan frame rate yang bisa terlihat oleh mata telanjang. Sejauh ini, saya tidak menemukan sesuatu yang merusak game atau gangguan yang merusak kesenangan. Namun, kesenangan itu justru rusak dari eksplorasi dunia terbukanya. Petanya agak kosong dan kebanyakan diisi oleh monster-monster yang berkeliaran. Kameranya juga mengambil sudut terburuk untuk mempresentasikan area sekitar. Kamera di dungeon dan kota statis, dan jujur saja lebih baik begitu. Satu aspek dalam eksplorasi yang menurut kami menarik adalah mini-game yang muncul ketika kamu memasuki sleep mode. Sebuah kapal kecil akan berlayar dan menjelajahi samudera untuk membawakanmu hasil tangkapan ketika kamu menyalakan game kembali, terkadang memberikan karaktermu item peningkat stats. Seri Bravely selalu berisi hal-hal menyenangkan seperti ini, dan semoga saja fitur ini bisa lebih banyak ditemukan di game lain.

Sajian utama dari menu game ini adalah sistem pertarungan, yang berkisar tentang penggunaan dua mekanika utama: Brave dan Default. Semua pertarungan berjalan dalam bentuk giliran, tetapi seorang karakter bisa beraksi beberapa kali dalam satu giliran menggunakan fungsi Brave. Masing-masing giliran memberikan karaktermu satu aksi, atau Brave Point. Fungsi Brave ini memungkinkan seorang karakter untuk melakukan hingga empat aksi dalam satu giliran. Jika kamu sedang terjepit dan harus menghidupkan atau menyembuhkan rekan tim, atau jika musuh sedang terekspos dan lemah, menggunakan fungsi tersebut adalah pilihan yang bagus. Menggunakan Brace Points lebih banyak daripada yang kamu simpan akan menyebabkan karaktermu menjadi tidak aktif pada giliran-giliran berikutnya hingga Brave Points telah dikumpulkan lagi, kecuali kamu telah menggunakan aksi Default di giliran sebelumnya, yang akan menyimpan Brave Point milikmu untuk giliran lain. Tahu kapan untuk menghabiskan Brave atau untuk bertahan dan menyimpan Brave Point dengan Default adalah kunci dari gameplay di seri Bravely, terutama di pertarungan-pertarungan bos yang sulit.

Ketika kamu sudah menguasai sistem ini, kamu bisa mempercepat pertarungan menjadi 4x lebih cepat dan membiarkan karakter-karakter bertarung (Bravely Default merupakan salah satu game pertama dari Square Enix yang memperkenalkan kecepatan pertarungan yang lebih cepat, sesuatu yang mereka implementasikan selanjutnya dengan sukses di remaster JRPG lama). Terkadang, kamu juga bakal memerlukan bantuan dari tamu yang bergabung di tim kamu, yang sangat berguna terutama di awal game.

Melawan bos akan memberikanmu sebuah Asterisk, sebuah permata yang membuka sebuah job baru (istilah seri ini untuk kelas karakter). Job baru akan memberikanmu akses ke jurus-jurus baru, dan kamu akan menaikkan level karakter dan job melalui pertarungan, dengan setiap pertarungan yang dimenangkan akan memberimu experience points dan job points. Para karakter bisa memiliki sebuah job utama dan sub-job. Hanya job utama akan mendapatkan job points, sedangkan sub-job hanya akan memberikan kemampuan-kemampuan dari job tersebut. Ketika sebuah job telah mencapai level tertentu, kamu bisa menggunakan sebuah kekuatan pasif yang terbuka. Bereksperimen dengan semua kemungkinan dan kombinasi ini, plus mekanika Brave dan Default, benar-benar memuaskan. Begitu juga ketika harus memutar otak dan menghabiskan waktu untuk melawan bos demi membuka job baru selalu menyenangkan. Job-job awal cukup standar untuk sebuah RPG, tetapi setelah dua chapter, akan ada beberapa job baru yang menarik untuk diutak-atik.

Setelah dua chapter pertama, ada banyak hal yang bisa kamu harapkan hadir dari sebuah game Bravely Default tersedia. Ada visual yang indah, sistem pertarungan memikat, soundtrack yang selalu mampu mengatur suasana, dan empat karakter yang setengahnya lebih menarik dari yang lain. Apakah formula ini akan bertumbuh dari bagus ke hebat, kita harus lihat. Alur cerita yang menarik adalah hal yang membuat Bravely Default begitu hebat. Hanya lebih banyak waktu yang akan menjawab apakah judul ini akan melakukan hal serupa.

Bravely Default IIBravely Default II
Bravely Default II
HQ

Teks terkait

0
Bravely Default II - ReviewScore

Bravely Default II - Review

REVIEW. Ditulis oleh Ingar Takanobu Hauge

Bravely Default II, dengan beberapa isu kecilnya, akan tetap membuat pemain baru dan veteran terhibur dengan gaya, musik, dan pertarungannya.



Loading next content