Indonesia
Gamereactor
preview
Bleeding Edge

Bleeding Edge - Impresi E3

Kami mencoba langsung game multiplayer yang tidak biasa dari Ninja Theory di E3 ini.

HQ
HQ

Cukup mengejutkan bagi kami ketika kami mengetahui bahwa game selanjutnya dari Ninja Theory (DMC: Devil May Cry dan Hellblade: Senua's Sacrifice), Bleeding Edge, adalah sebuah game pertempuran multiplayer online 4v4 yang cukup mengejutkan karena studio ini dikenal akan pengalaman-pengalaman single-playernya yang cukup mengesankan. Tetapi ketika kami melihat trailer untuk game tersebut di konferensi Xbox sebelumnya di minggu ini, kami cukup terkesan. Bahkan lebih dari itu ketika kami sempat mencobanya langsung dalam event Xbox Showcase tidak lama setelah konferensi tersebut.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Bleeding Edge adalah sebuah game multiplayer 4v4 berbasis tim yang berjalan dengan cara yang hampir sama dengan game-game seperti Overwatch. Game ini juga memiliki pendekatan yang sama dalam kelas-kelasnya seperti game shooter dari Blizzard tersebut, memberikan kesempatan kepada karakter-karakter untuk dipilih satu dari tiga kelas, yaitu: Assassin, Support, dan Heavy. Itu adalah sebuah pengaturan yang membuat strategi dan permainan tim sangat kritis untuk mendapatkan kesuksesan.

Ketika kami mencoba demo tersebut, kami memulai dengan perkenalan untuk mekanika game tersebut. Tutorial ini memberikan informasi mengenai bagaimana cara bergerak, membidik, melompat, dan menggunakan kemampuan. Mungkin fitur yang paling menarik adalah mencoba memahami bagaimana sejumlah kemampuan ultimate bekerja, yang bisa menjadi penentu permainan dalam berbagai cara dan juga banyak mengubah bagaimana setiap fighter bermain.

Ini adalah iklan:

Setelah kami benar-benar menguasai tutorial ini, kami langsung mencoba sesi 'dojo' singkat, yang merupakan sebuah pengalaman yang membuatmu bisa menguji dan memahami setiap karakter yang bisa dimainkan dalam game ini. Dalam demo ini, kami memiliki kesempatan untuk menguji sepuluh karakter yang berbeda (yang merupakan hampir seluruh jumlah karakter yang tersedia pada waktu peluncuran, entah kapan itu). Satu-satunya pengecualian adalah dua karakter yang sepertinya tidak diumumkan tetapi muncul di daftar fighter. Walaupun kami bisa mencoba setiap fighter di dojo, di sini kami hanya akan fokus pada dua karakternya saja, di mana kedua karakter ini adalah yang kami mainkan dalam game sebenarnya.

Bleeding EdgeBleeding Edge

Setelah kami akhirnya bisa memasuki sebuah pertandingan, tim yang bermain bersama kami yang terdiri dari tiga orang lainnya dihadapkan kepada tim lain di pameran. Mode game yang tersedia dalam demo ini adalah variasi dari mode-mode 'domination' yang pernah kami lihat sebelumnya, kecuali zona-zona yang tidak benar-benar aktif di sepanjang waktu. Sedangkan untuk cara lainnya dalam memainkan game ini, kami masih belum mendengar mengenai mereka, tetapi tentu saja akan ada lebih banyak lagi, atau setidaknya kami harap begitu.

Ketika memulai, kami memilih ZeroCool, sebuah karakter yang memiliki kemampuan yang membuatnya bisa memisahkan tim dengan sebuah dinding digital raksasa atau memberikan aliran penyembuh yang berkelanjutan bagi kawan yang membutuhkan. Kemudian, kemampuan tertingginya memungkinkan dia untuk membangkitkan rekan manapun di pertempuran atau memperkuat rekan satu tim untuk sementara dengan armor tambahan ketika diperlukan. Tidak perlu dibahas lagi, ZeroCool menjalankan fungsi sebagai support dengan sangat baik, tetapi sayangnya sangat rentan ketika sedang ditekan oleh musuh, walaupun dengan adanya mekanika mengelak dalam game ini.

Ini adalah iklan:

Setelah respawn berkali-kali sebagai ZeroCool, kami berpikir bahwa sudah saatnya untuk berganti fighter. Bleeding Edge memberi kesempatan pemain untuk berganti karakter dengan cepat, dengan catatan mereka berada di area spawn untuk tim mereka. Karena kami adalah satu-satunya support di tim, kami tetap menjalankan peran ini, tetapi kali ini kami bermain sebagai Miko, seorang ksatria yang diperkuat secara sibernetik dari Afrika Selatan yang mahir dalam seni pemulihan.

Fighter yang ini lebih menyenangkan. Walaupun lebih menantang dalam menghadirkan damage, dia membuat kita bisa lebih memanipulasi tim lawan, yang pada akhirnya memberi kesempatan baru untuk membantu sekutu kita sendiri. Sebagai rangkuman singkat, rangkaian kemampuan Miko memberikan kesempatan untuk memulihkan sekutu secara berantai, membuat sebuah penahan untuk menghalau proyektil musuh, dan akhirnya seketika membekukan musuh-musuh. Kemampuan ultimatenya memberikannya kemampuan untuk menempatkan anggota tim dalam kondisi stealth sementara membuka posisi musuh, atau menciptakan sebuah sinar pemulih yang benar-benar kuat yang sulit ditembus musuh.

Bleeding Edge

Perlu disebutkan juga bahwa setiap karakter memiliki tunggangan tersendiri yang memungkinkan mereka bergerak dalam map lebih cepat. Ini mirip dengan kuda yang ada di Paladins, sebuah game berbasis tim lainnya. Mereka bisa dipergunakan dengan segera, dengan satu-satunya akibat adalah sebuah cooldown singkat. Dengan demikian, perlengkapan setiap fighter unik dibandingkan dengan yang lainnya. Kebanyakan menggunakan sebuah hoverboard yang desainnya mencerminkan karakternya, tetapi beberapa memiliki perlengkapan yang sangat berbeda. Misalnya Maeve, seorang Assassin sepuh yang bisa mengeluarkan cahaya dari jari-jarinya, mengendarai apa yang disebut Hover-Bubble yang pada dasarnya adalah sebuah orb logam yang melayang.

Selama waktu kami memainkannya, game ini berjalan tanpa kendala. Kami tidak mengalami glitch atau bug dan setiap karakter sepertinya sangat pas. Dari apa yang kami lihat, tidak ada satu karakter pun yang menonjol dibandingkan karakter lain maupun yang terlalu kuat, yang menunjukkan keseimbangan yang baik dalam game ini.

Kesimpulannya, berdasarkan pandangan pertama kami, game ini mungkin adalah sebuah tambahan menyegarkan dalam dunia pertarungan multiplayer. Kami belum bisa mengatakan apakah Bleeding Edge akan cukup kuat untuk menjatuhkan Overwatch dari takhtanya. Walaupun demikian, dengan game ini yang terus berkembang ke arah yang benar, Blizzard benar-benar harus bersiap untuk sebuah pertarungan.

HQ

Teks terkait

0
Bleeding EdgeScore

Bleeding Edge

REVIEW. Ditulis oleh Kieran Harris

Game pertama Ninja Theory sebagai Xbox Game Studio kini sudah bisa dibeli dan dimainkan.



Loading next content